Ini dia Foto-foto Kehidupan Sehari-hari Pegulat Sumo di Jepang

Share on :
Stables adalah tempat dimana para pegulat sumo berlatih olah raga sumo dan menghabiskan kehidupan sehari-harinya di Jepang yaitu sebuah tempat dimana tradisi berkuasa dan hanya sedikit dunia modern yang dibiarkan masuk.
Seorang fotografer bernama Paolo Patrizi mengatakan bahwa stables lebih seperti sebuah biara daripada sebuah tempat olah raga.
Patrizi yang telah tinggal di Jepang selama delapan tahun terakhir memiliki ketertarikan dengan olah raga sumo sejak 5 tahun yang lalu, dan ia diberikan akses untuk masuk ke tiga stables yang berbeda selama sekitar sebulan.
Hasil karya fotografinya menunjukkan pesumo di tempat kerja dan dalam keseharian mereka.

Menunggu di Asashoryu. Yokozuna, peringkat tertinggi di sumo, selalu menjadi yang pertama untuk dilayani di Takasago-beya.(Paolo Patrizi)

Para pegulat sumo mendapatkan tatanan rambut simpul atas di akhir latihan pagi. Dengan gaya tatanan rambut samurai abad ke 17 mereka, pegulat sumo diharapkan untuk menunjukkan sikap tabah seorang samurai.(Paolo Patrizi)
Patrizi mengatakan “Saya ingin mengabadikan sebanyak mungkin yang saya bisa dari bagaimana mereka hidup dalam kesehariannya. Mereka menghabiskan sebagian besar hidup mereka disana. Mereka tidak banyak bepergian dari tempat tersebut.”
Para pegulat hidup, makan dan berlatih bersama di stables. Patrizi mengatakan bahwa latihan dimulai sekitar jam 06.00 dengan para junior. Pegulat menantang lawan dan pegulat tersebut tetap berada di dalam ring sampai seseorang mengalahkannya. Pada pukul 08.00 lebih banyak pegulat senior yang datang, dan pergulatan pun menjadi semakin menarik.
“Beberapa pegulat tangguh memilih pegulat yang lebih muda, dan mereka menghabisi pegulat muda tersebut. Ada beberapa pemukulan serius terjadi. Ada banyak bullying terjadi, tapi orang-orang tetap tenang. Mereka tidak bisa mengeluh,” kata Patrizi.
Chef Tagonishiki menyiapkan makan siang di Takasago-beya.(Paolo Patrizi)
Latihan sangat melelahkan. Ketika para pesumo pergi keluar paling banyak dilakukan pada hari minggu atau hari libur mereka. Kadang-kadang mereka mengisi waktu luangnya dengan menyewa video atau bermain video game.
Meskipun mereka hidup di dunia modern, kehidupan para pegulat sumo umumnya masih dipandu oleh praktek-praktek yang telah berabad-abad lamanya, termasuk cara menata rambut mereka dalam chonmage (yang ditata setelah mandi dengan penata rambut yang khusus bekerja di stable).
Pegulat mencuci diri dengan selang di luar Musashigawa-beya.(Paolo Patrizi)
Namun olah raga sumo telah berubah, dalam beberapa tahun terakhir olah raga tersebut dilanda skandal dan korupsi, termasuk penggunaan narkoba, perjudian, dan koneksi dengan kejahatan terorganisasi.
Mungkin sebagai akibatnya, jumlah pria Jepang yang mendaftar sebagai pegulat sumo mencapai titik terendah sepanjang tahun 2012, dan orang yang menonton pertandingan sumo pun semakin berkurang.
Sementara itu, pegulat asal Mongolia dan Hawaii telah mulai mengambil gelar juara dari mereka di Jepang, di mana olahraga sumo berasal.
Tagonishiki mengendarai sepedanya di Kinshicho, Jepang, pada hari Minggu sore.(Paolo Patrizi)
Patrizi mengatakan:
“masalahnya adalah ketika mereka melakukan turnamen, para pegulat sumo papan atas memulai pertarungannya pada jam 4 sore, dimana tidak banyak orang yang dapat menyalakan TV mereka untuk menonton pertandingan tersebut selain pada akhir pekan yang merupakan hari pertandingan final. Saya tidak mendengar banyak orang muda yang berbicara tentang sumo.”

 Seorang pegulat sumo minum minuman rigan di luar Musashigawa-beya.(Paolo Patrizi)

Sumber : Dari Sini




{ 0 komentar... Skip ke Kotak Komentar }

Tambahkan Komentar Anda

Di harapkan untuk memberikan berkomentar demi perbaikan blog ini.
Terima Kasih

 
Yahoo Messenger
Send Me IM!
Google Plus
Add Me To Your Circle!
Twitter
Follow Me!
Facebook
Add My Facebook
Original Template By Belajar SEO Blogspot - Himajiesized By Dayz Hidayat